MAKALAH
EKOLOGI HEWAN
HEWAN DAN EKOSISTEM
OLEH :
MUHAMMAD RIZKI SAPUTRA
1201389
BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena
kami telah dapat menyelesaikan makalah “Hewan dan Ekosistem”. Makalah ini
disusun dan dibuat bertujuan agar kita dapat mengetahui hubungan antara hewan
dengan ekosistem.
Penyusun
berharap kepada yang mempergunakan makalah ini, semoga makalah yang disajikan
penyusun dapat dipahami dan bermanfaat bagi yang mempergunakannya. Penulis telah berusaha maksimal dalam
menyusun makalah ini. Namun, jika masih ditemukan kelemahan dan kekurangan,
maka kami sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran dari pada pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup dengan lingkungannya
memiliki hubungan yang sangat erat dan
saling ketergantungan. Makhluk hidup membutuhkan lingkungan untuk
membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya lingungan juga membutuhkan
makhluk hidup dalam kelangsungan hidupnya.
Ekosistem adalah kesatuan komunitas
dengan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal balik. Ekosistem tersusun
atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen
biotik adalah komponen ekosistem yang hidup yang terdiri dari makhluk hidup
yang meliputi tumbuhan, hewan dan manusia. Komponen abiotik adalah komponen
ekosistem yang tak hidup yang meliputi tanah, air, udara, cahaya matahari, suhu
atau temperature, mineral dan gas.
Hubungan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya akan membentuk ekosistem. Ekosistem merupakan tempat
berlangsungnya hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena
itu, kita perlu memahami tentang hewan dan ekosistem.
1.2 Tujuan
Tujuan dari
makalah ini yaitu :
1.
untuk mengetahui konsep ekosistem.
2.
untuk mengetahui rantai dan
jarring-jaring makanan.
3.
untuk mengetahui proses aliran energi.
4.
untuk mengetahui keterkaitan hewan
sebagai bagian ekosistem.
5.
untuk mengetahui keragaman hewan dan
habitatnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Konsep Ekosistem
Ekosistem adalah suatu
sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh
dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem
yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme
dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik
tertentu dan terjadi suatu siklus materi
antara organisme dan anorganisme.
Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Ilmu yang mempelajari
ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani,
yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, dan logos
artinya ilmu. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834
- 1914).
Ekosistem memiliki dua komponen penyusun, yaitu komponen
abiotik (tak hidup) dan komponenbiotik (hidup).
1. Komponen
abiotik
Komponen
abiotik suatu ekosistem adalah seluruh benda yang tak hidup, yang menyangkut
fenomena kebendaan dan fenomena kejadian, yang mempengaruhi ekosistem tersebut.
Misalnya
: Cahaya Matahatri, air, suhu, derajat keasaman (pH), kelembapan, kadar garam,
mineral, oksigen (O2), karbondioksida (CO2).
2. Komponen
Biotik
Komponen
atau faktor-faktor biotik suatu ekosistem terdiri atas semua makhluk hidup
(organisme), seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang hidup di
dalamnya. Berdasarkan fungsi atau peranannya dalam ekosistem, faktor-faktor
biotik itu dapat dikelompokan menjadi produsen dan konsumen.
2.2
Rantai dan Jaring-jaring Makanan
Rantai
Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara
makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup
yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer. Pada
rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan
tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem
disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof
dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat
tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I).
Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme
yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II),
diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang
menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Para ilmuwan ekologi
mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan
rantai saprofit.
1. Rantai
Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya
adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang
bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang
memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa
karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.
2. Rantai
Parasit
Rantai parasit dimulai dari
organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme
parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
3. Rantai
Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari
organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di
atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga
membentuk jaring-jaring makanan.
Contoh rantai makanan
Keterangan :
1.
Tumbuhan
menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan makanan dalam bentuk gula, dan
disimpan dalam dalam biji, batang, buah, dan bagian lainnya.
2.
Tikus
sebagai konsumen tingkat I {hewan herbivora/pemakan tumbuhan} memakan tumbuhan.
Kemudian tubuh tikus mengubah sejumlah makanan menjadi energi untuk lari,
makan, dan bereproduksi.
3.
Ular
sebagai konsumen tingkat II {hewan karnivora/pemakan daging} memakan tikus.
Tikus merupakan sumber energi untuk ular agar tetap hidup.
4.
Burung
Elang sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora) memakan ular. Tubuh
elang menggunakan energi yang tersedia dari ular untuk melangsungkan proses
kehidupan.
5.
Jika
elang mati, maka akan diuraikan oleh bakteri, cacing, dan lainnya yang berperan
sebagai dekomposer untuk diubah menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh
tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
Jaring-jaring Makanan
Kumpulan
dari rantai makanan akan menjadi sebuah jaring, yang sering disebut dengan
jaring-jaring makanan. Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu
peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer.
Produsen adalah penghasil makanan untuk makhluk hidup sedangkan konsumen adalah
pemakan produsen. Produsen terdiri dari organisme-organisme berklorofil
(autotrof) yang mampu memproduksi zat-zat organik dari zat-zat anorganik
(melalui fotosintesis). Zat-zat organik ini kemudian dimanfaatkan oleh
organisme-organisme heterotrof (manusia dan hewan) yang berperan sebagai
konsumen.
Contoh
jaring-jaring makanan
Pada jaring-jaring makanan tersebut terdapat
beberapa rantai makanan di antaranya adalah sebagai berikut.
1) Padi → tikus → elang →
pengurai
2) Padi → tikus → musang →
elang → pengurai
3) Padi → burung → musang →
elang → pengurai
4) Padi → burung → elang →
pengurai
Pada gambar terlihat bahwa semua aktivitas makan
memakan diakhiri oleh pengurai. Hal ini menunjukkan peran bakteri pengurai
dalam ekosistem sangatlah penting yang berfungsi menguraikan dan menghancurkan
zat penyusun tubuh menjadi hara yang selanjutnya zat hara ini kembali ke tanah.
Dengan demikian pengurai merupakan penghubung antara konsumen dan produsen.
Dengan adanya pengurai, akan menjamin ketersediaan zat hara sehingga kebutuhan
tumbuhan akan zat hara tetap terpenuhi.
Contoh jaring-jaring makanan :
Keterangan :
1. Pada
tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan
sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering disebut
produsen. Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah
bunga dan sawi.
2. Organisme
yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I).
Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada gambar bahwa
yang berperan sebagai konsumen I (Herbivora) adalah ulat, belalang, dan tikus.
3. Organisme
yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II),
diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar bahwa yang
bertindak sebagai konsumen II (karnivora) adalah burung pipit dan katak.
4. Organisme
yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Terlihat pada
gambar bahwa burung elang bertindak sebagai konsumen III/konsumen puncak
(karnivora).
2.3
Aliran Energi
Aliran Energi dalam Ekosistem adalah proses berpindahnya
energi dari suatu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya yang dapat
digambarkan dengan rantai makanan atau dengan piramida biomasa. Ekosistem
mempertahankan diri dengan siklus energi dan nutrisi yang diperoleh dari sumber
eksternal. Pada tingkat trofik pertama, produsen primer (tumbuhan, alga, dan
beberapa bakteri) menggunakan energi matahari untuk menghasilkan bahan tanaman
organik melalui fotosintesis. Hewan Herbivora yang makan hanya pada tanaman
membuat tingkat trofik kedua. Predator yang memakan herbivora terdiri dari
tingkat trofik ketiga, jika predator yang lebih besar hadir, mereka mewakili
tingkat trofik lebih tinggi lagi. Organisme yang makanan pada beberapa tingkat
trofik (misalnya, beruang grizzly yang memakan buah dan salmon)
diklasifikasikan pada tertinggi tingkat trofik di mana mereka makan.
Dekomposer, yang meliputi bakteri, jamur, jamur, cacing, dan serangga, memecah
limbah dan organisme mati dan kembali nutrisi ke dalam tanah.
Proses Aliran Energi dalam Ekosistem
Aliran
energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut:
1. Energi masuk ke dalam ekosistem
berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya dapat digunakan oleh tumbuhan
dalam proses fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya dari rata-rata sinar
matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi oleh mekanisme fotosintesis, dan
juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang diubah menjadi makanan (energi
kimia). Sisanya keluar dari sistem berupa panas, dan energi yang diubah menjadi
makanan oleh tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga sebagai
keluaran dari sistem.
2. Energi yang disimpan berupa materi
tumbuhan mungkin dilakukan melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan
melalui herbivora dan detrivora. Seperti telah diungkapkan sebelumnya,
terjadinya kehilangan sejumlah energi diantara tingkatan trofik, maka aliran
energi berkurang atau menurun ke arah tahapan berikutnya dari rantai makanan.
Biasanya herbivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung tumbuhan,
demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung mangsanya.
3. Apabila materi tumbuhan tidak
dikonsumsi, maka akan disimpan dalam sistem, diteruskan ke pengurai, atau
diekspor dari sistem sebagai materi organik.
4. Organisme-organisme pada setiap
tingkat konsumen dan juga pada setiap tingkat pengurai memanfaatkan sebagian
energi untuk pernafasannya, sehingga terlepaskan sejumlah panas keluar dari sistem.
5. Dikarenakan ekosistem adalah suatu
sistem terbuka, maka beberapa materi organik mungkin dikeluarkan menyeberang
batas dari sistem. Misalnya akibat pergerakan sejumlah hewan ke wilayah,
ekosistem lain, atau akibat aliran air sejumlah gulma air keluar dari sistem
terbawa arus.
2.4 Hewan sebagai Bagian Ekosistem
Hewan dapat
dikatakan sebagai bagian ekosistem karena hewan tergolong komponen biotik yang
mana komponen biotik tersebut merupakan penyusun suatu ekosistem. Ekosistem
dapat seimbang jika ada komponen abiotik dan komponen biotic yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Hewan juga tergolong heterotrof yaitu organisme
yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut
disediakan oleh organisme lain. Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang
memanfaatkan bahan-bahan organik
yang disediakan oleh organisme lain sebagai
makanannya . Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof)
karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong
heterotrof adalah manusia,
hewan,
jamur,
dan mikroba.
2.5 Keragaman Hewan dan Habitatnya
1. Darat
1)
Hutan Hujan Tropis
Daerah-daerah
yang dicirikan dengan daerah yang lebat, hangat, curah hujan yang tinggi. Namun
penampilannya yang subur cukup menipu, karena sebenarnya tanah dari hutan hujan
tropis tidak subur.
2)
Gurun
Daerah
yang memiliki temperatur cukup tinggi pada siang hari dan dingin pada malam
hari. Gurun memiliki curah hujan yang kecil dan dihuni sedikit tumbuhan. Pada
gurun juga sering ditemukan bebatuan-bebatuan. Contoh hewan : rodentia, ular,
kadal, katak, dan kalajengking
3)
Chaparral
Daerah yang memiliki musim panas yang kering dan
lama, serta musim dingin berhujan dengan temperatur sedang. Vegetasinya hanya
berupa tumbuhan kecil dan sesemakan. Hewan-hewan yang ditemukan umumnya
berukuran kecil dengan warna yang tidak menonjol.
4)
Savana
Daerah
padang rumput pada wilayah tropis. Daerah ini dicirikan dengan daerah yang
memiliki hujan musiman dan cahaya yang cukup.
5)
Padang Rumput Temperat
Daerah
luas dengan iklim sedang yang dicirikan kekurangan air pada sebagian besar
waktu dalam satu tahun. Dominasi vegetasinya berupa rerumputan, semak, dan
sejumlah tumbuhan satu musim. Hewan-hewan pengerat kecil hidup berdampingan
dengan karnivora besar. Karnivora ini bergantung pada mamalia yang hidup dengan
ukuran lebih kecil darinya.
6)
Taiga
Daerah
berhutan lebat di kawasan utara yang memiliki tumbuhan besar yang selalu hijau
dan memiliki runjung. Hewan-hewan di daerah taiga mencangkup hewan kecil
seperti tikus, terwelu, shrew dan lain-lain. Sedangkan hewan berukuran lebih
besar seperti beruang, moose, elk, rusa, dan lain-lain. Terdapat salju nyaris
sepanjang tahunnya.
7)
Tundra
Daerah
padang rumput yang termodifikasi di kawasan utara atas. Sedemikian dinginnya
sehingga terdapat tanah beku permanen dibawahnya. Musim tumbuh yang pendek di
musim panas pada daerah atas yang memungkinkan beberapa vegetasi rerumputan
bertahan hidup. Hewan pada tundra mencangkup burung, lemming, rubah.
8)
Hutan Gugur Temperat
Daerah
yang kaya akan tumbuhan yang menggugurkan daunnya pada saat musim dingin,
sesemakan yang diselingi rumput dan tumbuhan kriptogamik seperti lumut dan
paku. Musim dingin yang bergantian dengan musim panas yang hangat dan curah
hujan yang cukup. Hewan-hewan melimpah mulai dari tikus, tupai, rakun, sampai
serigala dan singa gunung.
2.
Air
Tawar
1)
Danau
a.
Daerah
litoral, contoh hewan : siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi,
reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa.
b.
Daerah
limnetik, contoh hewan : Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan
udang-udangan.
c.
Daerah
profundal, contoh hewan : cacing dan mikroba.
d.
Daerah
bentik, contoh hewan : bentos dan sisa-sisa organisme mati.
2) Sungai,
contoh hewan : ikan, mikroba, siput,
3.
Air Laut
1) Laut,
contoh hewan : ikan laut, paus, hiu, gurita, cumi-cumi dan lain-lain.
2) Pantai,
contoh hewan : porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan
karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil dan beragam
hewan invertebrata.
Estuari
(muara), contoh hewan : cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
Terumbu Karang,
contoh hewan : berbagai invertebrata, mikro organisme, siput, landak laut,
bintang laut, dan ikan karnivora.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya
yang membentuk hubungan timbal balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen
utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah
komponen ekosistem yang hidup yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi
tumbuhan, hewan dan manusia. Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang
tak hidup yang meliputi tanah, air, udara, cahaya matahari, suhu atau
temperature, mineral dan gas.
Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan
membentuk ekosistem. Ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.
3.2 Saran
Penulis telah berusaha maksimal dalam menyusun
makalah ini. Namun, jika masih ditemukan kelemahan dan kekurangan, maka kami
sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran dari pada pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell,
Reece & Simon. 2007. Essential
Biology. San Fransisco : Pearson.
Fried,
George H & George J. Hademenos. 2005. Biologi
Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Kurniawan,
Arif dkk. 2008. Biology Insight “Mengkaji
Kehidupan, Memupuk Keimanan”. Jawa Tengah : Hamudha Prima Media Publishing.
Pratomo, Suko dan
Barlia, Lili. 2006. Basic Pendidikan
Lingkungan. Bandung: UPI PRESS.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem (Diakses 8 Februari 2014).
http://id.wikipedia.org/wiki/Rantai_makanan (Diakses 8 Februari 2014).
0 komentar:
Posting Komentar