This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 30 November 2014

TEKNIK DAN CARA BERNYANYI SOLO

TEKNIK DAN CARA BERNYANYI SOLO


PERNAPASAN
Ini adalah bagian utama dan terpenting dalam sebuah latihan vocal karena nafas adalah penggerak utama dari suara. Kuatnya nafas dapat menimbulkan dan menciptakan getaran sebagai sumber dari pada “bunyi”. Dan nafas juga sebagai vitamin yang paling ampuh untuk menyehatkan suara. Itulah alasan mengapa  pernafasan harus dilatih dengan baik dan teliti.
Dalam bernyanyi, kita mengenal 3 (tiga) jenis pernafasan. Masing–masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri.
1.    Pernafasan Bahu
yaitu pada saat mengambil/menarik nafas, dilakukan dengan mengangkat bahu untuk mengisi paru-paru. Cara seperti ini tidak begitu baik, karena nafas yang dihasilkan dangkal dan mengakibatkan kalimat jadi terputus-putus.
2.    Pernafasan Dada
yaitu dengan membusungkan dada pada saat menarik nafas untuk mengisi paru-paru. Cara seperti ini juga tidak begitu baik, karena jadi terkesan cepat lelah dan akibatnya suara jadi tidak stabil dan terputus-putus.
3.    Pernapasan Diafragma
Lazim kita sebut dengan pernafasan rongga perut. Yaitu menarik/mengambil nafas untuk mengisi paru-paru dengan mengembangkan rongga perut atau diafragma, serta mengembangkan tulang rusuk. Cara inilah yang terbaik yang dilakukan untuk bernyanyi, karena akan menghasilkan nafas yang panjang, ringan, santai dan produksi suara lebih bermutu. Dengan pernafasan diafragma penyanyi dapat leluasa dalam berekspresi karena tidak ada tekanan dan desakan dalam pernafasan.
Seringkali orang akan merasa cepat lelah dan serak ketika sedang berlatih teknik menyanyi dengan benar. Sehingga untuk berbicara saja akan terasa susah. Untuk menghindari masalah ini kita harus mengetahui juga cara mengatur pernafasan yang baik. Jika inigin melakukannya dengan disiplin, ini akan membantu untk membuat ketahanan suara makin mengingkat dan pita suaranya juga tidak mudah terganggu.

HAL YANG PERLU DIJAUHI SAAT MENYANYI
Ketika melatih vokal kamu, penting untuk tetap bersabar dan konsisten selama latihan. Banyak orang tidak sabar dan konsisten ketika berlatih menyanyi dan akhirnya melakukan lebih banyak kerusakan daripada kebaikan.
Ketika melatih suara , penting diingat untuk menghindari kebiasaan tertentu untuk mendapatkan hasil maksimal dari suara kamu. Berikut adalah hal yang harus dihindari saat melatih vokal
1. Oversinging
Oversinging adalah suatu kegiatan menyanyi yang terlalu banyak selama jumlah waktu tertentu. Oversinging dapat menyebabkan kelelahan vokal. Istirahatkan otot suaramu secukupnya untuk mendapatkan hasil maksimal dari latihan kamu.
2. Overpowering.
Terlalu memberikan tekanan, atau mendorong suara kamu untuk mencapai not-not tertentu dapat menyebabkan kerusakan otot vokal. Jika  terlalu menekan suara kamu, maka otot suara akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk beristirahat sehingga perlu memperpanjang latihan.
3. Praktek yang tidak tepat.
Anda pernah mendengar istilah ‘practice makes perfect’. Sebenarnya sih, praktek yang perfect yang mampu membuat menjadi sempurna. Penting untuk menguasai teknik-teknik yang tepat yang dirancang untuk memperkuat dan melatih otot-otot vokal agar mampu bernyanyi dengan mudah.  Bernyanyi dengan teknik yang tidak tepat akan menyebabkan vokal yang buruk, kelelahan vokal, dan kerusakan suara.
4. Peng-istirahatan Vokal yang kurang memadai.
Praktek yang berkepanjangan dapat menyebabkan penumpukan dalam lendir, kelelahan vokal, kerusakan vokal, dan kurangnya rasa percaya diri bernyanyi. Penting untuk meng-istirahatkan suara setidaknya dua hari setiap minggunya. Waktu latihan dapat berkisar antara 20-60 menit untuk mencapai hasil terbaik. Jika kamu berlatih dengan benar, kamu dapat berlatih lebih sering.
5. Kegagalan untuk Tetap Konsisten.
Sangat mudah untuk menyerah untuk melakukan latihan suara setelah melakukannya selama beberapa waktu. Hal ini tidak terjadi sampai kamu benar-benar membutuhkan latihan tersebut pada malam sebelum kamu tampil, dan kamu ternyata terlambat untuk melatih vokal kamu. Jadi tetaplah konsisten dalam latihan kamu dan jangan menyerah. Jangan berhenti melatih vokal kamu. Latihan vokal dirancang untuk memelihara suara secara teratur.
6. Teliti dalam memilih makanan dan minuman
Secara umum, makanan atau minuman apapun yang kita konsumsi tidak akan melewati dan mengena pita suara kita, karena salurannya berbeda. Pita suara di saluran pernafasan. Jadi kalau ada makanan atau minuman yang masuk, refleks tubuh kita pasti batuk/tersedak. Jadi pengaruh yang ada dari makanan dan minuman tidaklah secara langsung. Namun, beberapa makanan minuman berikut ini sebaiknya anda hindari sebelum nyanyi:

  • Susu dan dairy products lainnya seperti yogurt dan keju. Hal ini karena susu membuat produksi lendir berlebih sehingga akibatnya kita ingin berdaham terus.
  • Kopi dan alkohol. Karena kedua minuman tersebut membuat kita dehidrasi dan kita sebagai penyanyi harus menghindari dehidrasi.
  • Cemilan kacang atau kripik yang asin. Makanan yang demikian membuat mulut kita kering sehingga nyanyi menjadi kurang nyaman.
  • Rokok. Yang ini saya rasa tidak perlu penjelasan lebih lanjut.

Kebiasaan Umum yang Salah dalam Mengkonsumsi Minuman/Makanan

Kebiasaan Umum yang Salah dalam Mengkonsumsi Minuman/Makanan

1.    Minum es setelah makan
Bagi penggemar es berhati-hatilah, ini kebiasaan salah dan berakibat fatal. Kenapa begitu?!! Karena ini berhubungan dengan serangan jantung.

Minum es memang segar tapi air itu akan membekukan makanan berminyak yang kita santap, terutama makanan berlemak. Lemak itu akan terbentuk dalam usus dan akan mengakibatkan menyempitnya saluran-saluran pencernaan kita. Jika lemak berkumpul maka akan mengakibatkan kegemukan dan tentu saja menyumbat pembuluh darah.
Biasanya orang yang terlalu gemuk akan mudah diserang berbagai penyakit, terutama penyakit jantung. Biasanya serangan jantung mulai terasa pada tangan sebelah kiri. Lalu merambat sedikit-demi sedikit ke bagian atas dada. Mungkin pada awalnya tidak begitu terasa. Tanda-tanda lainnya adalah rasa capai/lelah dan berkeringat. Jadi waspadalah!!!

Lebih baik  meniru kebiasaan orang China atau Jepang, minum air hangat sewaktu/sesudah makan. Karena air panas akan mencairkan segala makanan berlemak sehingga mudah diserap tubuh.
Jika anda memang penggemar berat es, sebaiknya jangan mengkonsumsinya setelah makan. Lebih baik beri waktu beberapa lama sampai makanan yang dikonsumsi sebelumnya  (nasi dan teman-temannya) tercerna dulu dengan baik, baru minum es.
2.    Minum teh/kopi setelah makan
Ini kebiasaan yang umum sekali di masyarakat kita, apalagi di daerah Jawa. Setiap habis makan di warung atau rumah makan biasanya disuguhi teh. Saya sendiri sering memesan teh hangat/teh botol setelah makan. Padahal ini termasuk kebiasaan yang harus dihindari, bahkan kabarnya bisa menyebabkan anemia.
Kenapa? Teh mengandung zat yang disebut tanin, zat ini bisa menyebabkan pengurangan daya serap besi. Teh yang diminum paling tidak sejam sebelum atau setelah makan akan mengurangi daya serap sel darah terhadap zat besi sebesar 64 %. Selain mengandung tanin, teh juga mengandung kafein, polifenol, albumin, dan vitamin. Tanin bisa mempengaruhi penyerapan zat besi dari makanan terutama yang masuk kategori heme non-iron, misalnya padi-padian, sayur-mayur, dan kacang-kacangan.

“Bila kita makan menu standar plus segelas teh, zat besi yang diserap hanya setengah dari yang semestinya”
Menurut Dr. Rachmad Soegih, ahli gizi dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, zat tanin itu sendiri memang menghambat produksi hemoglobin. Kalau memang mau menghindari teh dan mendapatkan banyak zat besi, sebaiknya teh digantikan air jeruk sebagai peneman makan.
“Makan nasi pecel dengan jeruk memperbesar penyerapan zat besi bila dibandingkan dengan minum es teh”. Karena vitamin C ternyata memperbesar penyerapan zat besi oleh tubuh.

Jadi kalau bisa mulai sekarang, hindari minum teh setelah makan. Lebih baik berikan jeda sekitar 2 jam setelah makan.
Sama halnya dengan teh, minum kopi setelah makan juga dapat mengurangi daya serap zat besi. Tetapi pengurangannya lebih kecil dibandingkan teh yaitu sekitar 39%.
3.    Minum air putih sebelum makan
Nah, kalau ini kebiasaan buruk saya nih, selalu minum air putih dulu sebelum makan, padahal ternyata gak baik lho. Ternyata mengkonsumsi air terlalu banyak tepat sebelum makan memang membuat kita kehilangan nafsu makan karena lambung menjadi penuh Pantesan saya jadi malas makan arena sudah kenyang duluan hehe.
Minum air sesaat sebelum makan akan membuat proses penyerapan makanan oleh enzim menjadi lebih sulit. Karena air yang diminum butuh waktu 30 menit mengalir dari lambung menuju usus. Sehingga jika minum sesaat sebelum makan, belum sempat air menuju usus sudah ditambah dengan makanan yang membuat enzim lebih sulit bekerja.
Minum air putih memang sehat dan sangat dianjurkan, tetapi harus diperhatikan kapan waktu yang tepat untuk meminumnya, sebaiknya diminum :

1-3 gelas saat bangun tidur pada pagi hari, karena akan mengganti sebagian cairan yang hilang selama kita tidur
2-3 gelas, 1 jam sebelum makan siang
2-3 gelas, 1 jam sebelum makan malam.

Minum air sesaat sebelum tidur juga harus dihindari karena bisa mencegah terjadinya aliran balik. Walaupun hanya air, jika bercampur dengan asam lambung bisa memasuki tenggorokan dan terhirup ke dalam paru-paru yang dikhawatirkan risiko menderita pneumonia. Jika memang sangat haus, minum air bisa dilakukan satu jam sebelum waktu tidur.
4.    Minum susu berdekatan dengan mengkonsumsi jeruk/jus, teh, atau obat-obatan.


Minum susu itu bagus dan menyehatkan, tapi kalau dikonsumsi berbarengan atau berdekatan dengan makanan lain yang saya sebutkan barusan, justru malah dapat mengurangi khasiat dari susu itu sendiri. Kenapa sih bisa begitu?

-Minum susu dan jeruk atau jus

Jika protein dalam susu bertemu dengan asam dalam jeruk, menimbulkan pemadatan, yang akan mempengaruhi pencernaan dan penyerapan susu dalam tubuh manusia. Terlebih lagi, selama periode ini, juga tidak cocok untuk makan buah-buahan asam lainnya. Jadi sebaiknya makan jeruk lebih dari satu jam sebelum atau sesudah makan.

Menambahkan jus dan minuman asam lain dalam susu juga tidak bagus. Karena 80% protein dalam susu adalah kasein. Ketika pH susu lebih rendah dari 4.6, sejumlah besar kasein akan menggumpalkan dan presipitat dalam tubuh manusia, yang sulit untuk pencernaan dan penyerapan. Jika parah, mungkin menimbulkan gangguan pencernaan atau diare.
-Minum susu dicampur teh

Teh dapat meningkatkan aliran darah dan kemampuan dari arteri untuk berelaksasi, namun selanjutnya para peneliti yang berasal dari Charite Hospital, University of Berlin menyebutkan bahwa susu dapat menghambat efek perlindungan yang dimiliki oleh teh dalam menghambat terjadinya penyakit jantung. Para peneliti juga menyebutkan bahwa protein kasein yang terdapat pada susu dapat menurunkan sejumlah komponen yang terdapat pada teh, yaitu catechin, yang memiliki kemampuan melawan penyakit jantung.
Jadi teh jangan dicampur ama susu ya!!!

-Minum susu dengan obat-obatan

Beberapa orang suka minum susu untuk membantu menelan obat. Padahal ini salah. Susu secara signifikan dapat mempengaruhi penyerapan obat dalam tubuh manusia terutama antibiotik. Susu mudah membentuk penutup pada permukaan obat, sehingga kalsium, magnesium dan zat mineral lainnya dalam susu akan memiliki reaksi kimia dengan obat, dan bahan bentuk larut air, sehingga mempengaruhi pelepasan dan penyerapan keampuhan obat. Oleh karena itu, jangan minum susu satu jam sebelum atau setelah Anda minum obat. Dan sebaiknya minumlah obat dengan menggunakan air hangat biasa.

5.    Makan buah setelah makan

Selama ini buah-buahan lazimnya dikonsumsi setelah makan, sebagai hidangan pencuci mulut, padahal ini bukan kebiasaan yang baik. Kenapa demikian? Kita tahu bahwa buah banyak mengandung gas, makan buah sesudah makan, akan membuat perut menjadi kembung karena dipenuhi dengan udara.

Menurut artikel yang saya baca di internet, makanan yang kaya karbohidrat seperti nasi, akan merangsang pankreas untuk memproduksi insulin. Sedangkan buah merupakan bahan makanan yang mengandung fruktosa sehingga dapat pula menimbulkan peningkatan kadar insulin. Jika makan nasi lebih dulu, pankreas akan bekerja berat untuk mengolah nasi dan protein yang ada dalam lauk pauk dan memerlukan waktu berjam-jam.

Sehingga, jika buah dimakan setelah makan nasi, maka buah yang sudah berada di dalam perut akan mengalami antrian yang panjang untuk diproses sehingga menjadi busuk. Karena sifat buah yang tak bisa bertahan lama.

Kebayang gak sih gimana beratnya kerja pankreas kita, jika kita langsung makan buah setelah makan. Belum selesai mencerna nasi beserta teman-temannya, sudah disuruh mencerna buah, ya mana mungkinlah. Yang ada malah perut menjadi dingin dan kembung, bukannya terserap tetapi malah jadi busuk.

Jadi sebaiknya makan buah 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan supaya semua makanan yang masuk bisa terserap dengan baik.



Kesendirianku di malam ini

Kesendirianku di malam ini
Cipt. Muhammad Rizki Saputra



Di malam ini
Ku Memandang indahnya malam
Memperhatikan keadaan alam
Meresapi dinginnya udara luar

Sunyi, hening dan sepi
Hanya itu yang dapat ku rasakan
Di saat kesendirian
Yang menghampiriku malam ini

Aku menatap indahnya langit
Langit yang tampak begitu cerah
Di hiasi banyak bintang
Yang memberikan arti…
Betapa indahnya hidup ini

Kerlap –kerlip bintang
Mewarnai dan mengisi ruang
Yang kosong dan hampa dihati ini

Ku tatap sebuah bulan
Bulan yang begitu indah rupawan
Yang memberi penerangan

Bulan yang juga membimbingku
Ke suatu jalan…
Yang segenap menghapus rasa sedih yang menghampiri…

Semua yang dapat kusaksikan ini…
Membuat ku lebih bersyukur
Karena ku masih bisa tuk menikmati

Indah dan sempurnanya alam ini…
Meski hati..masih tetap menanti kau tuk hadir disini...

MAKALAH EKOLOGI HEWAN HEWAN DAN EKOSISTEM

MAKALAH 
EKOLOGI HEWAN
HEWAN DAN EKOSISTEM





OLEH :
MUHAMMAD RIZKI SAPUTRA
1201389
BIOLOGI



JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena kami telah dapat menyelesaikan makalah “Hewan dan Ekosistem”. Makalah ini disusun dan dibuat bertujuan agar kita dapat mengetahui hubungan antara hewan dengan ekosistem.
Penyusun berharap kepada yang mempergunakan makalah ini, semoga makalah yang disajikan penyusun dapat dipahami dan bermanfaat bagi yang mempergunakannya. Penulis telah berusaha maksimal dalam menyusun makalah ini. Namun, jika masih ditemukan kelemahan dan kekurangan, maka kami sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
           
                                                                                                            Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Makhluk hidup dengan lingkungannya memiliki hubungan yang sangat erat dan  saling ketergantungan. Makhluk hidup membutuhkan lingkungan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya lingungan juga membutuhkan makhluk hidup dalam kelangsungan hidupnya.
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang hidup yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan dan manusia. Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang tak hidup yang meliputi tanah, air, udara, cahaya matahari, suhu atau temperature, mineral dan gas.
Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu, kita perlu memahami tentang hewan dan ekosistem.

1.2  Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu :
1.     untuk mengetahui konsep ekosistem.
2.     untuk mengetahui rantai dan jarring-jaring makanan.
3.     untuk mengetahui proses aliran energi.
4.     untuk mengetahui keterkaitan hewan sebagai bagian ekosistem.
5.     untuk mengetahui keragaman hewan dan habitatnya.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, dan logos artinya ilmu. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914).
Ekosistem memiliki dua komponen penyusun, yaitu komponen abiotik (tak hidup) dan komponenbiotik (hidup).
1.     Komponen abiotik
Komponen abiotik suatu ekosistem adalah seluruh benda yang tak hidup, yang menyangkut fenomena kebendaan dan fenomena kejadian, yang mempengaruhi ekosistem tersebut.
Misalnya : Cahaya Matahatri, air, suhu, derajat keasaman (pH), kelembapan, kadar garam, mineral, oksigen (O2), karbondioksida (CO2).
2.     Komponen Biotik
Komponen atau faktor-faktor biotik suatu ekosistem terdiri atas semua makhluk hidup (organisme), seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang hidup di dalamnya. Berdasarkan fungsi atau peranannya dalam ekosistem, faktor-faktor biotik itu dapat dikelompokan menjadi produsen dan konsumen.




2.2 Rantai dan Jaring-jaring Makanan

Rantai Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen,  konsumen, dan dekomposer. Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu.  Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I).
Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit.
1.     Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.
2.     Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
3.     Rantai Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.



Contoh rantai makanan
Keterangan :
1.     Tumbuhan menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan makanan dalam bentuk gula, dan disimpan dalam dalam biji, batang, buah, dan bagian lainnya.
2.     Tikus sebagai konsumen tingkat I {hewan herbivora/pemakan tumbuhan} memakan tumbuhan. Kemudian tubuh tikus mengubah sejumlah makanan menjadi energi untuk lari, makan, dan bereproduksi.
3.     Ular  sebagai konsumen tingkat II {hewan karnivora/pemakan daging} memakan tikus. Tikus merupakan sumber energi untuk ular agar tetap hidup.
4.     Burung Elang sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora) memakan ular. Tubuh elang menggunakan energi yang tersedia dari ular untuk melangsungkan proses kehidupan.
5.     Jika elang mati, maka akan diuraikan oleh bakteri, cacing, dan lainnya yang berperan sebagai dekomposer untuk diubah menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
Jaring-jaring Makanan
Kumpulan dari rantai makanan akan menjadi sebuah jaring, yang sering disebut dengan jaring-jaring makanan. Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer. Produsen adalah penghasil makanan untuk makhluk hidup sedangkan konsumen adalah pemakan produsen. Produsen terdiri dari organisme-organisme berklorofil (autotrof) yang mampu memproduksi zat-zat organik dari zat-zat anorganik (melalui fotosintesis). Zat-zat organik ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme-organisme heterotrof (manusia dan hewan) yang berperan sebagai konsumen.
Contoh jaring-jaring makanan
Pada jaring-jaring makanan tersebut terdapat beberapa rantai makanan di antaranya adalah sebagai berikut.
1)     Padi → tikus → elang → pengurai
2)     Padi → tikus → musang → elang → pengurai
3)     Padi → burung → musang → elang → pengurai
4)     Padi → burung → elang → pengurai

Pada gambar terlihat bahwa semua aktivitas makan memakan diakhiri oleh pengurai. Hal ini menunjukkan peran bakteri pengurai dalam ekosistem sangatlah penting yang berfungsi menguraikan dan menghancurkan zat penyusun tubuh menjadi hara yang selanjutnya zat hara ini kembali ke tanah. Dengan demikian pengurai merupakan penghubung antara konsumen dan produsen. Dengan adanya pengurai, akan menjamin ketersediaan zat hara sehingga kebutuhan tumbuhan akan zat hara tetap terpenuhi.


Contoh jaring-jaring makanan :
Keterangan :
1.     Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering disebut produsen. Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah bunga dan sawi. 
2.     Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada gambar bahwa yang berperan sebagai konsumen I (Herbivora) adalah ulat, belalang, dan tikus.
3.     Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai konsumen II (karnivora) adalah burung pipit dan katak. 
4.     Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Terlihat pada gambar bahwa burung elang bertindak sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora).

2.3 Aliran Energi
Aliran Energi dalam Ekosistem adalah proses berpindahnya energi dari suatu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya yang dapat digambarkan dengan rantai makanan atau dengan piramida biomasa. Ekosistem mempertahankan diri dengan siklus energi dan nutrisi yang diperoleh dari sumber eksternal. Pada tingkat trofik pertama, produsen primer (tumbuhan, alga, dan beberapa bakteri) menggunakan energi matahari untuk menghasilkan bahan tanaman organik melalui fotosintesis. Hewan Herbivora yang makan hanya pada tanaman membuat tingkat trofik kedua. Predator yang memakan herbivora terdiri dari tingkat trofik ketiga, jika predator yang lebih besar hadir, mereka mewakili tingkat trofik lebih tinggi lagi. Organisme yang makanan pada beberapa tingkat trofik (misalnya, beruang grizzly yang memakan buah dan salmon) diklasifikasikan pada tertinggi tingkat trofik di mana mereka makan. Dekomposer, yang meliputi bakteri, jamur, jamur, cacing, dan serangga, memecah limbah dan organisme mati dan kembali nutrisi ke dalam tanah.

Proses Aliran Energi dalam Ekosistem
Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut:
1.     Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya dapat digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya dari rata-rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang diubah menjadi makanan (energi kimia). Sisanya keluar dari sistem berupa panas, dan energi yang diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga sebagai keluaran dari sistem.
2.     Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui herbivora dan detrivora. Seperti telah diungkapkan sebelumnya, terjadinya kehilangan sejumlah energi diantara tingkatan trofik, maka aliran energi berkurang atau menurun ke arah tahapan berikutnya dari rantai makanan. Biasanya herbivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung tumbuhan, demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung mangsanya.
3.     Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam sistem, diteruskan ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi organik.
4.     Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap tingkat pengurai memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya, sehingga terlepaskan sejumlah panas keluar dari sistem.
5.     Dikarenakan ekosistem adalah suatu sistem terbuka, maka beberapa materi organik mungkin dikeluarkan menyeberang batas dari sistem. Misalnya akibat pergerakan sejumlah hewan ke wilayah, ekosistem lain, atau akibat aliran air sejumlah gulma air keluar dari sistem terbawa arus.
2.4  Hewan sebagai Bagian Ekosistem
Hewan dapat dikatakan sebagai bagian ekosistem karena hewan tergolong komponen biotik yang mana komponen biotik tersebut merupakan penyusun suatu ekosistem. Ekosistem dapat seimbang jika ada komponen abiotik dan komponen biotic yang saling mempengaruhi satu sama lain. Hewan juga tergolong heterotrof yaitu organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya . Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

2.5  Keragaman Hewan dan Habitatnya
1.     Darat
1)     Hutan Hujan Tropis
Daerah-daerah yang dicirikan dengan daerah yang lebat, hangat, curah hujan yang tinggi. Namun penampilannya yang subur cukup menipu, karena sebenarnya tanah dari hutan hujan tropis tidak subur.


2)     Gurun
Daerah yang memiliki temperatur cukup tinggi pada siang hari dan dingin pada malam hari. Gurun memiliki curah hujan yang kecil dan dihuni sedikit tumbuhan. Pada gurun juga sering ditemukan bebatuan-bebatuan. Contoh hewan : rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking
3)     Chaparral
Daerah yang memiliki musim panas yang kering dan lama, serta musim dingin berhujan dengan temperatur sedang. Vegetasinya hanya berupa tumbuhan kecil dan sesemakan. Hewan-hewan yang ditemukan umumnya berukuran kecil dengan warna yang tidak menonjol.
4)     Savana
Daerah padang rumput pada wilayah tropis. Daerah ini dicirikan dengan daerah yang memiliki hujan musiman dan cahaya yang cukup.
5)     Padang Rumput Temperat
Daerah luas dengan iklim sedang yang dicirikan kekurangan air pada sebagian besar waktu dalam satu tahun. Dominasi vegetasinya berupa rerumputan, semak, dan sejumlah tumbuhan satu musim. Hewan-hewan pengerat kecil hidup berdampingan dengan karnivora besar. Karnivora ini bergantung pada mamalia yang hidup dengan ukuran lebih kecil darinya.
6)     Taiga
Daerah berhutan lebat di kawasan utara yang memiliki tumbuhan besar yang selalu hijau dan memiliki runjung. Hewan-hewan di daerah taiga mencangkup hewan kecil seperti tikus, terwelu, shrew dan lain-lain. Sedangkan hewan berukuran lebih besar seperti beruang, moose, elk, rusa, dan lain-lain. Terdapat salju nyaris sepanjang tahunnya.
7)     Tundra
Daerah padang rumput yang termodifikasi di kawasan utara atas. Sedemikian dinginnya sehingga terdapat tanah beku permanen dibawahnya. Musim tumbuh yang pendek di musim panas pada daerah atas yang memungkinkan beberapa vegetasi rerumputan bertahan hidup. Hewan pada tundra mencangkup burung, lemming, rubah.


8)     Hutan Gugur Temperat
Daerah yang kaya akan tumbuhan yang menggugurkan daunnya pada saat musim dingin, sesemakan yang diselingi rumput dan tumbuhan kriptogamik seperti lumut dan paku. Musim dingin yang bergantian dengan musim panas yang hangat dan curah hujan yang cukup. Hewan-hewan melimpah mulai dari tikus, tupai, rakun, sampai serigala dan singa gunung.

2.     Air Tawar
1)     Danau
a.      Daerah litoral, contoh hewan : siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa.
b.     Daerah limnetik, contoh hewan : Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan.
c.      Daerah profundal, contoh hewan : cacing dan mikroba.
d.     Daerah bentik, contoh hewan : bentos dan sisa-sisa organisme mati.
2)     Sungai, contoh hewan : ikan, mikroba, siput,

3.     Air Laut
1)     Laut, contoh hewan : ikan laut, paus, hiu, gurita, cumi-cumi dan lain-lain.
2)     Pantai, contoh hewan : porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil dan beragam hewan invertebrata.
Estuari (muara), contoh hewan : cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
Terumbu Karang, contoh hewan : berbagai invertebrata, mikro organisme, siput, landak laut, bintang laut, dan ikan karnivora.







BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang hidup yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan dan manusia. Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang tak hidup yang meliputi tanah, air, udara, cahaya matahari, suhu atau temperature, mineral dan gas.
Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

3.2  Saran
Penulis telah berusaha maksimal dalam menyusun makalah ini. Namun, jika masih ditemukan kelemahan dan kekurangan, maka kami sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reece & Simon. 2007. Essential Biology. San Fransisco : Pearson.
Fried, George H & George J. Hademenos. 2005. Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Kurniawan, Arif dkk. 2008. Biology Insight “Mengkaji Kehidupan, Memupuk Keimanan”. Jawa Tengah : Hamudha Prima Media Publishing.
Pratomo, Suko dan Barlia, Lili. 2006. Basic Pendidikan Lingkungan. Bandung: UPI PRESS.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem (Diakses 8 Februari 2014).
http://id.wikipedia.org/wiki/Rantai_makanan (Diakses 8 Februari 2014).